Terinspirasi Film Porno, DiDuga Santri diCabuli Senior di Ponpes Bani Tamin 

Avatar photo

KABUPATEN TANGERANG – Dugaan kasus tindakan asusila kembali terjadi didalam lingkungan pondok pesantren (Ponpes) modern. Perbuatan yang melanggar norma susila itu dialami oleh seorang santri berinisial DAR usia 12 tahun, Warga asal Desa Sukatani Kecamatan Rajeg, Kabupaten Tangerang

Korban DAR (12) mengaku kerap dicabuli oleh santri seniornya yang berinisial MGA usia 14 tahun didalam lingkungan Pondok pesantren Modern Bani Tamim kampung Etek Desa Sindang Asih Kecamatan Sindang Jaya Kabupaten Tangerang

Sementara itu Pemerhati dunia pendidikan Ahmad Suhud mengatakan, peristiwa pelecehan seksual, pencabulan atau tindakan asusila lainnya di beberapa lingkungan Pondok pesantren yang marak saat ini kerap terjadi dan terus menjadi sorotan publik. Diantaranya yang saat ini terjadi di Ponpes Modern Bani Tamim yang mana kata dia, ini bisa menjadi momok yang menakutkan bagi para orang tua yang ingin mendidik putra putri dalam lingkungan pendidikan agama,” terangnya.

Ahmad Suhud juga kerap mempertanyakan bagaimana langkah pengawasan, baik dari pihak pondok pesantren maupun dari pihak Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Tangerang,” ujarnya.

Oleh karena itu saya meminta kepada pihak Kementerian Agama (Kemenag) untuk segera turun melakukan pengawasan serta memberikan sanksi tegas bagi Pondok pesantren dan bila hal itu terbukti ada kelalaian dari pihak Ponpes ambil langkah cepat cabut izin operasional pesantren tersebut,” ungkapnya.

“Tindakan asusila ini bila tidak segera ditangani akan menjadi momok yang menakutkan. Selain itu juga menyangkut akhlak anak – anak, belum lagi dampak dari tindakan amoral ini berpengaruh besar terhadap mental dan psikologis anak,” ungkap Ahmad Suhud, (23/05/2024).

“Saya juga meminta pihak Kecamatan Rajeg dan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kabupaten Tangerang untuk segera turun guna melakukan pendampingan dan trauma healing terhadap korban.

“Itu penting dan harus dilakukan upaya trauma healing, karena saat ini korban merasa ketakutan secara mental dan juga psikologis nya,” ujar Suhud.

Baca juga:  Geram Banten Indonesia Meminta Bupati Tangerang Segera Tegakan Perda Bagi Perusahaan Nakal