Kabupaten Tangerang – Banjir Berkepanjangan, Aktivis Sikapi Minimnya Konservasi Air di Pesisir Tangerang dikarenakan persoalan banyak hilangnya resapan air atau konservasi air di Pesisir Tangerang Utara terutama di area perikanan dan kawasan pesisir Pantai Teluknaga, Pesisir Kosambi dan Pesisir Pakuhaji.
Memantik respon dari penggiat Lingkungan Hidup yang juga warga Kabupaten Tangerang, Budi Usman merasa prihatin dengan kondisi banjir dan genangan yang terjadi menimpa warga yang berulang-ulang terjadi di musim penghujan terutama yang menimpah warga Desa Tanjung Pasir, Desa Tanjung Burung, Desa Muara dan Desa-desa sekitarnya.
Budi Usman memberi saran tanggapan konstruktif dari evaluasi kejadian tersebut. Apakah Tata Ruang dan Amdal Perlu diaudit? menilai terjadinya banjir di Kawasan Pesisir dan beberapa daerah lain yang mengalami hal serupa seharusnya dapat menjadikan salah satu bahan refleksi dan evaluasi. Buat Pemerintah pusat, Provinsi Banten dan Kabupaten Tangerang.
“Bagaimana tidak, hal tersebut merujuk upaya pemerintah dan masyarakat dalam menjaga kualitas lingkungan yang ada berkaitan dengan pembangunan yang dilakukan selama ini. Apakah sesuai atau bahkan menyimpang dari tujuan Rencana Tata Ruang dan Wilayah yang direncanakan,” ujar Budi Usman.
Menurutnya, Perencanaan Tata Ruang yang tidak seimbang dengan alam dan upaya mempertahankan konservasi air menjadi salah satu penyebab terjadinya banyak bencana banjir dan sejenisnya.
Selain mendapatkan dampak dari banjir, masyarakat juga merasakan krisis air yang diakibatkan oleh pembangunan yang merusak sumber-sumber dan resapan mata air dan alur berjalanya air.
“Hal ini diperparah dengan tidak adanya kontrol dan pengendalian terkait dengan penindakan terhadap pemanfaatan lahan untuk kegiatan pembangunan yang ada di sekitar Sungai, Situ dan sejenisnya,”katanya.